I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang
berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang
berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan
perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks,
suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang
mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar
menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan,
dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya. Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat
ditempuh di taman kanak-kanak atau radiathul anfal. Lembaga ini merupakan
lembaga pendidikan yang ditujukan untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran
agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat
berkembang secara wajar sebagai seorang anak.
Melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini,
diharapkan anak tidak saja siap untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut,
tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan
fisik-motorik, kognitif, sosial, dan emosi sesuai dengan tingkat usianya.
Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan anak perlu diawali
dengan pemahaman tentang perkembangan anak, karena perkembangan anak berbeda
dengan perkembangan anak remaja atau orang dewasa. Anak memiliki karakteristik
tersendiri dan anak memiliki dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini,
perlu dibekali pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan
anak. Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki
pemahaman yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun
perlakuan pada anak yang dibinanya.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah tentang perkembangan psikomotorik ini adalah agar kita
sebagai mahasiswa dapat mengetahui:
1. Pengertian Perkembangan Psikomotorik
2. Hakikat perkembangan psikomotorik
3. Tahap – tahap perkembangan psikomotorik
4. Proses dan Prinsip Perkembangan
Psikomotorik
5. Faktor-faktor penghambat perkembangan
psikomotorik
6. Pengaruh otak terhadap perkembanga
motorik
7. Contoh – contoh perkembangan
psikomotorik Pada anak Usia Dini
II PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan Psikomotor atau disingkat sebagai
perkembangan motor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui
kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat,syaraf, dan
otot. Proses tersebut dimulai dari gerakan-gerakan kasar (groess movement) yng
melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjln, lari,
meloncat dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer
coordinasion) yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih,
memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarna dll. Yang kedua-duanya
diperlukan dalam kehidupan sehai-hari.
2.2 Hakikat
perkembangan psikomotorik
1.
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif
seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2.
Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan
perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan
spinal cord. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan
motorik halus.
·
Motorik kasar
adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.
·
Motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
2.3 Tahap – tahap perkembangan psikomotorik
1. Tahap gerakan refleks
(0- 1 tahun)
Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar
dari perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi
tentang lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara. Gerakan
ini berkaitan dengan meningkatnya pengalaman anak untuk mengenal dunia pada
bulan-bulan pertama mengenal kehidupan setelah kelahiran.
1. Refleks sederhana (0-4 bulan)
Gerak ini dikelompokkan sebagai kumpulan informasi, mencari makanan,
dan respon melindungi. Mengumpulkan informasi membutuhkan rangsangan untuk
berkembang. Kemampuan mencari makanan dan respon melindungi merupakan bentuk
alami yang dimiliki manusia. contoh geak refleks sederhana seperti, bertumbuh
dan menghisap.
2. Refleks tubuh (4 bulan – 1
tahun)
Refleks ini
berkaitan dengan saraf motorik untuk keseimbangan, gerakan berpindah
(lokomotor) dan manipulative (menjalankan) yang kemudian akan terkontrol.
Refleks langkah dasar dan merangkak terkait dengan gerakan dasar untuk
berjalan.
Perkembangan
motorik pada tahap refleks terdiri pula dalam dua tingkatan yang saling
bertindihan, yaitu tingkat encoding (mengumpulkan) informasi dan decoding
(memproses) informasi. Pembagian ini pada dasarnya sama dengan gerak refleks
sederhana dan refleks tubuh.
2. Tahap gerakan permulaan
(lahir-2 tahun)
Gerak permulaan ini merupakan bentuk gerak sukarela yang pertama.
Dimulai dari lahir sampai usia 2 tahun. Gerakan permulaan membutuhkan
kematangan dan berkembang berurutan. Urutan ini terbentuk alami. Rata-rata
kemampuan ini didapat dari anak ke anak, meskipun secara biologis, dan
lingkungan sangat berperan. Gerakan ini ada sebagai kemampuan untuk bertahan
hidup dan merupakan gerakan yang mempersiapkan anak untuk memasuki tahap
gerakan dasar. Beberapa gerakan keseimbangan seperti mengontrol kepala, leher,
dan otot badan. Gerakan manipulative seperti menggapai, menggenggam, dan
melepaskan; dan gerakan lokomotor seperti, merayap, merangkak, dan berjalan.
Gerakan ini terbagi atas dua tahapan, yaitu;
1. Tahap refleks tertahan (lahir-1
tahun)
Tahap ini dimulai dari lahir. Peningkatan gerakan bayi ini
dipengaruhi oleh perkembangan cortex. Pada tahap ini gerakan sederhana dan
gerakan tubuh digantikan dengan gerakan sukarela, namun berbeda dan terpadu
karena saraf motorik bayi masih dalam taraf gerakan permulaan. Jika bayi ingin
menggapai benda, mereka akan melakukan gerakan menyeluruh yang dilakukan
tangan, lengan, bahu, dan ketika menggenggam. Proses bergeraknya tangan dengan
penglihatan terhadap objek, meskipun sukarela, namun terkontrol.
2. Tahap prekontrol (1 – 2 tahun)
Usia 1 tahun, anak mulai lebih baik mengontrol gerakannya. Proses
ini menggabungkan antara sensori dan sistem motorik dan memadukan persepsi dan
informasi motorik kedalam kegiatan yang lebih bermakna. Pada tahap ini, anak
belajar untuk dapat menyokong equilibriumnya, untuk memanipulasi objek, dan
untuk melakukan gerakan lokomotor melalui lingkungan untuk mengontrol
perkembangannya.
3. Tahap gerakan dasar
(2-7 tahun)
Gerakan ini muncul ketika anak aktif bereksplorasi dan bereksperimen
dengan potensi gerak yang dimilikinya. Tahap ini merupakan tahap menemukan bagaimana
menunjukkan berbagai gerak keseimbangan, lokomotor dan manipulative, maupun
penggabungan ketiga gerakan tersebut. anak mengembangkan gerakan dasar ini
untuk belajar bagaimana merespon kontrol motorik dan kompetensi gerakan dari
berbagai rangsangan. Gerakan dasar ini juga digunakan sebagai dasar pengamatan
tingkah laku anak. Beberapa kegiatan lokomotor seperti melempar dan menangkap,
dan kegiatan keseimbangan seperti berjalan lurus dan keseimbangan berdiri
dengan satu kaki merupakan gerakan yang dapat dikembangkan semasa kanak-kanak.
Tahap ini terbagi atas 3 tingkat, yaitu;
1. Tingkat permulaan (2-3 tahun)
Tingkatan ini menunjukkan orientasi tujuan pertama anak pada
kemampuan permulaan. Gerakan ini dicirikan dengan kesalahan dan kegagalan
bagian gerakan secara berurutan, kelihatan membatasi atau berlebihan
menggunakan anggota tubuh, tidak mampu mengikuti ritmk dan koordinasi. Gerakan
keseimbangan, lokomotor, dan manipulative benar-benar pada tingkat permulaan.
2. Tingkat elementary (4-5 tahun)
Tingkatan ini menunjukkan kontrol yang lebih baik dan gerakan
permulaan koordinasi ritmik yang lebih baik pula. Gerak spasial dan temporal
lebih meningkat, namun secara umum masih kelihatan membatasi atau berlebihan,
meskipun koordinasi lebih baik. Intelegensi dan fungsi fisik anak semakin
meningkat melalui proses kematangan.
3. Tingkat mature (6-7 tahun)
Tingkatan ini dicirikan oleh efisiensi secara mekanik, koordinasi
dan penampilan yang terkontrol. Keahlian manipulative semakin berkembang dalam
mengkoordinasi secara visual dan motorik, seperti menangkap, menendang, bermain
voli, dsb).
4. Tahap gerakan keahlian
(7-14 tahun)
Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan
kompleks, seperti gerakan sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode ini
merupakan tahap dimana keahlian keseimbangan dasar, gerak lokomotor dan
manipulative meningkat, berkombinasi, dan terelaborasi dalam berbagai situasi.
Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat, dikombinasikan kedalam kegiatan
menari atau lompat-jongkok-berjalan dalam mngikuti jejak. Tahapan ini terbagi
atas 3 tahap, yaitu;
1. Tahap transisi (7-10 tahun)
Tahap ini
indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan dasarnya dalam kegiatan
olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus, lompat tali, bermain bola,
dll. Keahlian pada tahap ini lebih kompleks dan spesifik.
2. Tahap aplikasi (11-13 tahun)
Pada tahap ini anak memiliki keterbatasn dalam kemampuan kognitif,
afektif dan pengalaman, dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami
mempengaruhi semua aktivitasnya. Peningkatan kognitif dan pengalaman anak
dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar dan peran anak dalam berbagai
jenis aktifitas, indivudu dan lingkungan. Keahlian kompleks dibentuk dan
digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan memilih olahraga.
3. Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa)
Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan
dicirikan dengan gerakan yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi,
dan pilihan mempengaruhi, selain faktor uang dan waktu, peralatan dan
fasilitas, fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan motivasi
pribadi.
2.4 Proses Dan
Prinsip Perkembangan Psikomotorik2.4.1 Proses Perkembangan Psikomotorik
Dalam
perkembangan psikomotorik ada tiga unsur yang memegang peranan yaitu : otot,
otak, dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara
otot, otak dan saraf-saraf dinamakan psikomotorik. Dalam proses perkembangan
psikomotorik ini mula-mula dari :
1. bayi dapat menguasai otot-otot leher
dan bahunya, anak-anak yang berusia 3 bulan sudah dapat menggerakkan kepalanya
mencari-cari sumber bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada saat inilah ada
artinya bila anak di beri alat mainan,misalnya balon berwarna yang digantungkan
di atas ayunannya. Anak yangberusia 4 bulan jika ia ditelungkupkan,
mencoba-coba mengangkat kepalanyawalaupun hanya beberapa detik.
2.
Selanjutnya ia menguasai lengan, tangan,tungkai, dan kakinya, latihan itu
umumnya di cari-cari sendiri, dilakuka dengan sukarela dan gembira. Anak yang
berusia 5 bulan dapat menggerakkan lengannya ke arah tertentu, ke salah satu
benda yang dilihatnya. Selanjutnya ia menguasai jari-jarinya untuk memungut
benda-benda yang kecil, dan akhirnya ia dapat memegang sesuatu. Ada kemungkinan
batas- batas usia yang disebutkan disini tidak sesuai dengan usia anak yang
sedang di amati, sebab batas-batas usia itu sebenarnya sangat relatif.
2.4.2 Prinsip Perkembangan Psikomotorik
A.
Perkembangan psikomotorik bergantung pada kematangan otot dan
saraf.Perkembangan bentuk kegiatan psikomotorik yang berbeda sejalan dengan
perkembangan daerah sistem saraf yang berbeda karena perkembangan pusat saraf
yang lebih rendah yang bertempat dalam urat saraf tulang belakang, pada waktu
lahir perkembangannya lebih baik ketimbang pusat, maka gerak reflek pada waktu
lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang
sendiri.
Dalam
waktu yang singkat sesudah lahir, gerak reflek penting yang diperlukan untuk
hidup seperti mengisap, menelan atau berkedip,merengutkan lutut, dan reflek
urat daging tempurung lutut, bertambah kuat dan berkoordinasi secara lebih
baik. Demikian juga kegiatan massa yang ada pada waktu lahir, secara perlahan
berkembang menjadi pola kegiatan suka rela yang sederhana yang membentuk
landasan bagi keterampilan otak yang lebih bawah yang mengendalikan
keseimbangan pada waktu anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih
atas atau khususnya ruang masuk depan yang mengendalikan gerakan sambil
berkembangdalam beberapa tahun permulaan.
B.
Belajar keterampilan psikomotorik tidak terjadi sebelum anak matang.Sebelum
sistem saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk mengajarkan gerakan
terampil bagi anak akan sia-sia sama juga halnya apabila upaya tersebut
diprakarsai oleh anak itu sendiri. Pelatihan seperti ini mungkin menghasilkan
beberapa keuntungan sementara, tetapi dalam jangka panjang pengaruhnya tidak
ada atau nihil. ( http://id.shvoong.com/)
2.5 Faktor-faktor penghambat perkembangan
psikomotorik
a. Faktor pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat
psikomotorik anak disaat pola asuh orang tua
terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa , karena karakteristik seorang
anak sangat sensitive ditambah setiap anak tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain
memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat.
b. Gen dari
orang tua
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat
dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua
mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensi
kemampuan psikomotorik anak pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak
membawa pembawaan gen orang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka
kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik anak itu biasanya juga akan lemah.
Atau yang paling parah apabila anak itu menderita autis maka akan sulit sekali
meningkatkan kemampuan motorik yang ada.
c. Pengaruh
lingkungan
Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempat
seseorang dibesarkan , hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut
berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada anak diantaranya lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.
d.
Interior ruang belajar
Preiser dalam Laurens (2004;1) menjelaskan bahwa
kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik
hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya.
Jika bangunan itu memiliki ruang- ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan
untuk beraktivitas didalamnya, maka dapat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan prilaku manusia.
2.6 Pengaruh otak
terhadap perkembanga motorik
Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah
perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit,
kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga
wilayah otak tersebut sangat penting
untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Taylor
mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar
hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf
tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari
lingkungan.
Perkembangan psikomotorik bergantung pada latihan
yang bersifat fisik yang melalui pembelajaran yang berbasis gerak irama, maka
dapat meningkatkan kemampuan psikomtoriknya.
Gerak
irama yang dilakukan seorang anak akan mengaktifkan bagian otak yaitu:
MOTOR
CORTEX
Motor
cortex berbentuk seperti pita yang melintang yang melewati bagian atas kepala
dari telingga kiri dan telingga kanan yang terletak diantara lobus frontal dan
lobus parretal.
- Lobus frontal
Berfungsi untuk mencatat dan menganalisis
pesan-pesan yang diterima oleh permukaan tubuh bagian luar maupun bagian dalam.
Seperti: sentuhan, tekanan, suhu, dan gerak otot seperti posisi tubuh sedangkan
- Lobus parretal
Berfungsi atau peranannya mengirimkan implus-implus
motorik kepada otot-otot sehingga mampu bergerak dengan baik dan tepat.
Bagian
motor cortex inilah yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh dan bekerja sama
dengan otak kecil untuk mengkoordinasi proses pembelajaran keterampilan
motorik.
2.7 Contoh – contoh perkembangan psikomotorik pada anak
usia dini
Pada masa bayi kemampuan motorik
masih terlihat reaksi spontan yang berulang-ulang dilakukan dan tidak
terkordinir, lama kelamaan menjadi efektif, sedangkan perubahan yang bersifat
massal ke gerakan-gerakan yang khusus terbatas sampai pada penggunaan jari-jari
sesuai dengan fungsinya. Berbagai macam gerakan motorik pada bayi antara lain :
1. Tahapan merangkak
2. Tahapan duduk dan berjalan
3. Kegiatan bayi pada umur enam
bulan
Kegiatan bayi pada umur enam bulan antara
lain : tidur terlentang, mengangkat kepala sebentar, mendorong dengan kaki,
kaki bergerak kalau dimandikan dalam bak air, mencoba merangkak kalau tidur
tengkurap, dengan mata mengikuti gerak badan, bermain dengan jari-jari tangan
sendiri, mencoba menangkap benda yang ada di mukanya, mendengarkan
bunyi-bunyian, dan mencoba untuk mencarinya sambil memalingkan kepalanya kearah
datangnya bunyi tersebut.
4. Kegiatan yang dilakukan dalam
priode tertentu
Kegiatan yang dilakuakan dalam periode tertentu antara lain :
- merangkak (7-12 bulan),
- berdiri (9-12 bulan),
- berjalan (10-20 bulan),
- naik tangga (1-2 tahun),
- minum dari cangkir tanpa pertolongan (16-30 bulan),
- mengunyah makanan (14-24 bulan),
- makan dengan sendok tanpa kececeran (16-26 bulan),
- melepaskan kaos kaki (12-18 bulan), dan lain – lain.
5. Tahapan kemampuan bayi
Kemampuan bayi setelah melahirkan dibagi
menjadi beberapa tahap, yaitu :
•
4 minggu, bereaksi terhadap
suara-suara tenggorokan
•
6 minggu, menoleh ke kanan/kiri
tersenyum spontan
•
6-10 minggu, mendekur-dekur monoton
•
3 bulan, mengangkat kepala dan bahu
bila tengkurap
•
4 bulan, menguasai gerakan tangan
(dua tangan serentak), menaruh benda-benda dan menoleh kearah suara
•
5 bulan, tengkurap sendiri, mencoba
meraih benda jauh, dan mengoceh mengulang-ulang
•
6 bulan, duduk dengan sandaran
minimal mengambil mainan dari meja, menepuk-nepuk dan menggoyang- goyang, dan
mengoceh berkali – kali
•
7 ½ Bln Duduk sendiri, mencoba
merangkak Dapat makan biscuit sendiri Dapat mengucapkan suku kata tunggal
•
8 Bln Merangkak Memindahkan mainan
ke tangan lain -
•
9 Bln Berdiri sambil berpegangan
Menarik badan ke atas Meniru dan nada irama dari suara yang di dengar
•
10 Bln Berjalan sambil berpegangan
Dapat menjepit
•
1 Thn Menarik badan ke atas hingga
berdiri dan menahan badan lagi Bertepuk tangan dapat menunjukkan keinginan
tanpa menangis Perkataan : MAMA
•
14 Bln - Menaruh benda diatas benda
lain Tambah perbendaharaan kata
•
15 Bln Berjalan sendiri merangkak
naik tangga Minum dari cangkir -
•
18 Bln Lari dengan langkah kaku
Menyusun menara dari balok kayu tiga buah Mempunyai perbendaharaan kata 20
perkataan
•
2 Thn Berjalan naik turun tangga
dengan sendirian, melompat dari objek rendah Dapat menarik garis lurus dapat
melepaskan kaus kaki Mempunyai perbendaharaan kata 250 dan dapat menyusun
kalimat
6.
Penguasaan Badan, meliputi;
ü Mengamati
permainan
ü Memutar
kepala/meluruskan
ü Menarik-narik
selimut/baju
ü Menegakkan
kepala ke arah dua belah tangan
ü Mengamati
permainan yang dipegang
ü Dapat
membalik badan dari menelungkup menjadi mengadah
ü Menarik
kepala kedepan
ü Duduk
beberapa menit
ü Dapat
menelungkup dan menengadah
ü Merangkak
7. Penguasaan Ruang
Penguasaan ruang pada anak terbentuk
melalui tiga tingkat, yaitu :
• Uhrraum (ruang permulaan)
Anak-anak pada saat ini mengenal
tubuhnya sendiri melalui mulut sebagai alat peraba. Sering kita melihat anak
selamanya memasukkan segala sesuatu yang didapatnya ke dalam mulut sebagai satu
usaha eksperimen mengenal bentuk dan sifat benda-benda itu. Periode ini berkisar
umur 6 bulan.
• Nahraum (ruang dekat)
Daerah ruang yang dijelajahi anak
berkisar antara ½ meter dari titik pusat kepala. Barang-barang yang berada
disekitar itu diraba dengan tangan (bukan dengan mulut lagi). Periode ini
berkisar antara 6 bulan-1 tahun.
• Fernraum (ruang jauh)
Ruang yang dikuasai sesuai dengan
kesanggupan berjalan. Pada saat ini anak mulai mengadakan eksploitasi yang
lebih luas dan periode ini berkisar umur 1 tahun
(
http://pengembanganprogrampascal.blogspot.com/
file:///F:/karakteristik-perkembangan-fisik-dan.html)
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahaan diatas dapat disimpulkan :
- Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
- Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
- Tahap – tahap perkembangan psikomotorik yaitu Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun), tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun), tahap gerakan dasar (2-7 tahun), dan tahap gerakan keahlian (7-14 tahun).
- Faktor-faktor penghambat perkembangan psikomotorik, yaitu Faktor pola asuh orang tua, Gen dari orang tua, Pengaruh lingkungan, dan faktor Interior ruang belajar
- Pengaruh otak terhadap perkembanga motorik, Gerak irama yang dilakukan seorang anak akan mengaktifkan bagian otak yaitu MOTOR CORTEX ,Motor cortex berbentuk seperti pita yang melintang yang melewati bagian atas kepala dari telingga kiri dan telingga kanan yang terletak diantara lobus frontal dan lobus parretal. motor cortex inilah yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh dan bekerja sama dengan otak kecil untuk mengkoordinasi proses pembelajaran keterampilan motorik.
- Berbagai macam gerakan motorik pada bayi antara lain : Tahapan merangkak, Tahapan duduk dan berjalan, Kegiatan bayi pada umur enam bulan, . Kegiatan yang dilakukan dalam priode tertentu, Tahapan kemampuan bayi, . Penguasaan Badan, Penguasaan Ruang.
DAFTAR PUSTAKA
http://kecamba.blogspot.com/2011/04/makalah-perkembangan-fisik-motorik.html
diakses pada hari sabtu 15 oktober 2011 jam 11.30 wib
http://episentrum.com/artikel-psikologi/perkembangan-motorik-anak-usia-dini/
diakses pada hari sabtu 15 0ktober 2011 jam 12.00 wib
http://id.shvoong.com/
diakses pada hari jumat 14 oktober 2011 jam 13.00 wib
file:///E:/Makalah%20Perkembangan%20Bahasa%20%28Berbicara%29%20Pada%20Anak%20Usia%20Dini%20%C2%AB%20Ade%27s%20Blog.htm
diakses pada hari jumat 14 oktober 2011 jam 13.00 wib
(
http://pengembanganprogrampascal.blogspot.com/
file:///F:/karakteristik-perkembangan-fisik-dan.html) diakses pada hari jumat
14 oktober 2011 jam 12.30 wib
http://atmutz.student.umm.ac.id/2010/02/11/cara-meningkatkan-potensi-kemampuan-psikomotorik/diaksespada
hari hari minggu 16 oktober 2011 jam 13.00 wib
LAMPIRAN