Kamis, 28 Februari 2013


I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya. Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak atau radiathul anfal. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak. 
Melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini, diharapkan anak tidak saja siap untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik-motorik, kognitif, sosial, dan emosi sesuai dengan tingkat usianya. Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan anak perlu diawali dengan pemahaman tentang perkembangan anak, karena perkembangan anak berbeda dengan perkembangan anak remaja atau orang dewasa. Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak memiliki dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu dibekali pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak. Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada anak yang dibinanya.




1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang perkembangan psikomotorik ini adalah agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui:
1.      Pengertian Perkembangan Psikomotorik
2.      Hakikat perkembangan psikomotorik
3.      Tahap – tahap perkembangan psikomotorik
4.      Proses dan Prinsip Perkembangan Psikomotorik
5.      Faktor-faktor penghambat perkembangan psikomotorik
6.      Pengaruh otak terhadap perkembanga motorik
7.      Contoh – contoh perkembangan psikomotorik Pada anak Usia Dini














II PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan Psikomotor atau disingkat sebagai perkembangan motor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat,syaraf, dan otot. Proses tersebut dimulai dari gerakan-gerakan kasar (groess movement) yng melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjln, lari, meloncat dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordinasion) yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarna dll. Yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehai-hari.
2.2 Hakikat perkembangan psikomotorik
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik halus.
·         Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
·         Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
2.3 Tahap – tahap perkembangan psikomotorik
1. Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun)
Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar dari perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi tentang lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara. Gerakan ini berkaitan dengan meningkatnya pengalaman anak untuk mengenal dunia pada bulan-bulan pertama mengenal kehidupan setelah kelahiran.
1. Refleks sederhana (0-4 bulan)
Gerak ini dikelompokkan sebagai kumpulan informasi, mencari makanan, dan respon melindungi. Mengumpulkan informasi membutuhkan rangsangan untuk berkembang. Kemampuan mencari makanan dan respon melindungi merupakan bentuk alami yang dimiliki manusia. contoh geak refleks sederhana seperti, bertumbuh dan menghisap.
2. Refleks tubuh (4 bulan – 1 tahun)
Refleks ini berkaitan dengan saraf motorik untuk keseimbangan, gerakan berpindah (lokomotor) dan manipulative (menjalankan) yang kemudian akan terkontrol. Refleks langkah dasar dan merangkak terkait dengan gerakan dasar untuk berjalan.
Perkembangan motorik pada tahap refleks terdiri pula dalam dua tingkatan yang saling bertindihan, yaitu tingkat encoding (mengumpulkan) informasi dan decoding (memproses) informasi. Pembagian ini pada dasarnya sama dengan gerak refleks sederhana dan refleks tubuh.
2. Tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun)
Gerak permulaan ini merupakan bentuk gerak sukarela yang pertama. Dimulai dari lahir sampai usia 2 tahun. Gerakan permulaan membutuhkan kematangan dan berkembang berurutan. Urutan ini terbentuk alami. Rata-rata kemampuan ini didapat dari anak ke anak, meskipun secara biologis, dan lingkungan sangat berperan. Gerakan ini ada sebagai kemampuan untuk bertahan hidup dan merupakan gerakan yang mempersiapkan anak untuk memasuki tahap gerakan dasar. Beberapa gerakan keseimbangan seperti mengontrol kepala, leher, dan otot badan. Gerakan manipulative seperti menggapai, menggenggam, dan melepaskan; dan gerakan lokomotor seperti, merayap, merangkak, dan berjalan. Gerakan ini terbagi atas dua tahapan, yaitu;
1. Tahap refleks tertahan (lahir-1 tahun)
Tahap ini dimulai dari lahir. Peningkatan gerakan bayi ini dipengaruhi oleh perkembangan cortex. Pada tahap ini gerakan sederhana dan gerakan tubuh digantikan dengan gerakan sukarela, namun berbeda dan terpadu karena saraf motorik bayi masih dalam taraf gerakan permulaan. Jika bayi ingin menggapai benda, mereka akan melakukan gerakan menyeluruh yang dilakukan tangan, lengan, bahu, dan ketika menggenggam. Proses bergeraknya tangan dengan penglihatan terhadap objek, meskipun sukarela, namun terkontrol.
2. Tahap prekontrol (1 – 2 tahun)
Usia 1 tahun, anak mulai lebih baik mengontrol gerakannya. Proses ini menggabungkan antara sensori dan sistem motorik dan memadukan persepsi dan informasi motorik kedalam kegiatan yang lebih bermakna. Pada tahap ini, anak belajar untuk dapat menyokong equilibriumnya, untuk memanipulasi objek, dan untuk melakukan gerakan lokomotor melalui lingkungan untuk mengontrol perkembangannya.
3. Tahap gerakan dasar (2-7 tahun)
Gerakan ini muncul ketika anak aktif bereksplorasi dan bereksperimen dengan potensi gerak yang dimilikinya. Tahap ini merupakan tahap menemukan bagaimana menunjukkan berbagai gerak keseimbangan, lokomotor dan manipulative, maupun penggabungan ketiga gerakan tersebut. anak mengembangkan gerakan dasar ini untuk belajar bagaimana merespon kontrol motorik dan kompetensi gerakan dari berbagai rangsangan. Gerakan dasar ini juga digunakan sebagai dasar pengamatan tingkah laku anak. Beberapa kegiatan lokomotor seperti melempar dan menangkap, dan kegiatan keseimbangan seperti berjalan lurus dan keseimbangan berdiri dengan satu kaki merupakan gerakan yang dapat dikembangkan semasa kanak-kanak. Tahap ini terbagi atas 3 tingkat, yaitu;
1. Tingkat permulaan (2-3 tahun)
Tingkatan ini menunjukkan orientasi tujuan pertama anak pada kemampuan permulaan. Gerakan ini dicirikan dengan kesalahan dan kegagalan bagian gerakan secara berurutan, kelihatan membatasi atau berlebihan menggunakan anggota tubuh, tidak mampu mengikuti ritmk dan koordinasi. Gerakan keseimbangan, lokomotor, dan manipulative benar-benar pada tingkat permulaan.
2. Tingkat elementary (4-5 tahun)
Tingkatan ini menunjukkan kontrol yang lebih baik dan gerakan permulaan koordinasi ritmik yang lebih baik pula. Gerak spasial dan temporal lebih meningkat, namun secara umum masih kelihatan membatasi atau berlebihan, meskipun koordinasi lebih baik. Intelegensi dan fungsi fisik anak semakin meningkat melalui proses kematangan.
3. Tingkat mature (6-7 tahun)
Tingkatan ini dicirikan oleh efisiensi secara mekanik, koordinasi dan penampilan yang terkontrol. Keahlian manipulative semakin berkembang dalam mengkoordinasi secara visual dan motorik, seperti menangkap, menendang, bermain voli, dsb).
4. Tahap gerakan keahlian (7-14 tahun)
Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan kompleks, seperti gerakan sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode ini merupakan tahap dimana keahlian keseimbangan dasar, gerak lokomotor dan manipulative meningkat, berkombinasi, dan terelaborasi dalam berbagai situasi. Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat, dikombinasikan kedalam kegiatan menari atau lompat-jongkok-berjalan dalam mngikuti jejak. Tahapan ini terbagi atas 3 tahap, yaitu;
1. Tahap transisi (7-10 tahun)
Tahap ini indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan dasarnya dalam kegiatan olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus, lompat tali, bermain bola, dll. Keahlian pada tahap ini lebih kompleks dan spesifik.
2. Tahap aplikasi (11-13 tahun)
Pada tahap ini anak memiliki keterbatasn dalam kemampuan kognitif, afektif dan pengalaman, dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami mempengaruhi semua aktivitasnya. Peningkatan kognitif dan pengalaman anak dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar dan peran anak dalam berbagai jenis aktifitas, indivudu dan lingkungan. Keahlian kompleks dibentuk dan digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan memilih olahraga.
3. Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa)
Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan dicirikan dengan gerakan yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi, dan pilihan mempengaruhi, selain faktor uang dan waktu, peralatan dan fasilitas, fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan motivasi pribadi.
2.4 Proses Dan Prinsip Perkembangan Psikomotorik
2.4.1 Proses Perkembangan Psikomotorik
Dalam perkembangan psikomotorik ada tiga unsur yang memegang peranan yaitu : otot, otak, dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak dan saraf-saraf dinamakan psikomotorik. Dalam proses perkembangan psikomotorik ini mula-mula dari :
1. bayi dapat menguasai otot-otot leher dan bahunya, anak-anak yang berusia 3 bulan sudah dapat menggerakkan kepalanya mencari-cari sumber bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada saat inilah ada artinya bila anak di beri alat mainan,misalnya balon berwarna yang digantungkan di atas ayunannya. Anak yangberusia 4 bulan jika ia ditelungkupkan, mencoba-coba mengangkat kepalanyawalaupun hanya beberapa detik.
2. Selanjutnya ia menguasai lengan, tangan,tungkai, dan kakinya, latihan itu umumnya di cari-cari sendiri, dilakuka dengan sukarela dan gembira. Anak yang berusia 5 bulan dapat menggerakkan lengannya ke arah tertentu, ke salah satu benda yang dilihatnya. Selanjutnya ia menguasai jari-jarinya untuk memungut benda-benda yang kecil, dan akhirnya ia dapat memegang sesuatu. Ada kemungkinan batas- batas usia yang disebutkan disini tidak sesuai dengan usia anak yang sedang di amati, sebab batas-batas usia itu sebenarnya sangat relatif.
2.4.2 Prinsip Perkembangan Psikomotorik
A. Perkembangan psikomotorik bergantung pada kematangan otot dan saraf.Perkembangan bentuk kegiatan psikomotorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah sistem saraf yang berbeda karena perkembangan pusat saraf yang lebih rendah yang bertempat dalam urat saraf tulang belakang, pada waktu lahir perkembangannya lebih baik ketimbang pusat, maka gerak reflek pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang sendiri.
Dalam waktu yang singkat sesudah lahir, gerak reflek penting yang diperlukan untuk hidup seperti mengisap, menelan atau berkedip,merengutkan lutut, dan reflek urat daging tempurung lutut, bertambah kuat dan berkoordinasi secara lebih baik. Demikian juga kegiatan massa yang ada pada waktu lahir, secara perlahan berkembang menjadi pola kegiatan suka rela yang sederhana yang membentuk landasan bagi keterampilan otak yang lebih bawah yang mengendalikan keseimbangan pada waktu anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih atas atau khususnya ruang masuk depan yang mengendalikan gerakan sambil berkembangdalam beberapa tahun permulaan.
B. Belajar keterampilan psikomotorik tidak terjadi sebelum anak matang.Sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk mengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia sama juga halnya apabila upaya tersebut diprakarsai oleh anak itu sendiri. Pelatihan seperti ini mungkin menghasilkan beberapa keuntungan sementara, tetapi dalam jangka panjang pengaruhnya tidak ada atau nihil.         ( http://id.shvoong.com/)


2.5  Faktor-faktor penghambat perkembangan psikomotorik
a. Faktor pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik anak disaat pola asuh orang tua  terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa , karena karakteristik seorang anak sangat sensitive ditambah setiap anak tidak dapat secara langsung  dioptimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat.
b. Gen dari orang tua
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa pembawaan gen orang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik anak itu biasanya juga akan lemah. Atau yang paling parah apabila anak itu menderita autis maka akan sulit sekali meningkatkan kemampuan motorik yang ada.
c. Pengaruh lingkungan
Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempat seseorang dibesarkan , hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada anak diantaranya lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.
d. Interior ruang belajar
Preiser dalam Laurens (2004;1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang- ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas didalamnya, maka dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan prilaku manusia.


2.6 Pengaruh otak terhadap perkembanga motorik
Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah  otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Taylor mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.
Perkembangan psikomotorik bergantung pada latihan yang bersifat fisik yang melalui pembelajaran yang berbasis gerak irama, maka dapat meningkatkan kemampuan psikomtoriknya.
Gerak irama yang dilakukan seorang anak akan mengaktifkan bagian otak yaitu:
MOTOR CORTEX
Motor cortex berbentuk seperti pita yang melintang yang melewati bagian atas kepala dari telingga kiri dan telingga kanan yang terletak diantara lobus frontal dan lobus parretal.
  • Lobus frontal
Berfungsi untuk mencatat dan menganalisis pesan-pesan yang diterima oleh permukaan tubuh bagian luar maupun bagian dalam. Seperti: sentuhan, tekanan, suhu, dan gerak otot seperti posisi tubuh sedangkan
  • Lobus parretal
Berfungsi atau peranannya mengirimkan implus-implus motorik kepada otot-otot sehingga mampu bergerak dengan baik dan tepat.
Bagian motor cortex inilah yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh dan bekerja sama dengan otak kecil untuk mengkoordinasi proses pembelajaran keterampilan motorik.



2.7 Contoh – contoh perkembangan psikomotorik pada anak usia dini
Pada masa bayi kemampuan motorik masih terlihat reaksi spontan yang berulang-ulang dilakukan dan tidak terkordinir, lama kelamaan menjadi efektif, sedangkan perubahan yang bersifat massal ke gerakan-gerakan yang khusus terbatas sampai pada penggunaan jari-jari sesuai dengan fungsinya. Berbagai macam gerakan motorik pada bayi antara lain :
1. Tahapan merangkak
2. Tahapan duduk dan berjalan
3. Kegiatan bayi pada umur enam bulan
    Kegiatan bayi pada umur enam bulan antara lain : tidur terlentang, mengangkat kepala sebentar, mendorong dengan kaki, kaki bergerak kalau dimandikan dalam bak air, mencoba merangkak kalau tidur tengkurap, dengan mata mengikuti gerak badan, bermain dengan jari-jari tangan sendiri, mencoba menangkap benda yang ada di mukanya, mendengarkan bunyi-bunyian, dan mencoba untuk mencarinya sambil memalingkan kepalanya kearah datangnya bunyi tersebut.
4. Kegiatan yang dilakukan dalam priode tertentu
    Kegiatan yang dilakuakan dalam periode tertentu antara lain :
  • merangkak (7-12 bulan),
  • berdiri (9-12 bulan),
  • berjalan (10-20 bulan),
  • naik tangga (1-2 tahun),
  • minum dari cangkir tanpa pertolongan (16-30 bulan),
  • mengunyah makanan (14-24 bulan),
  • makan dengan sendok tanpa kececeran (16-26 bulan),
  • melepaskan kaos kaki (12-18 bulan), dan lain – lain.
5. Tahapan kemampuan bayi
   Kemampuan bayi setelah melahirkan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
         4 minggu, bereaksi terhadap suara-suara tenggorokan
         6 minggu, menoleh ke kanan/kiri tersenyum spontan
         6-10 minggu, mendekur-dekur monoton
         3 bulan, mengangkat kepala dan bahu bila tengkurap
         4 bulan, menguasai gerakan tangan (dua tangan serentak), menaruh benda-benda dan menoleh kearah suara
         5 bulan, tengkurap sendiri, mencoba meraih benda jauh, dan mengoceh mengulang-ulang
         6 bulan, duduk dengan sandaran minimal mengambil mainan dari meja, menepuk-nepuk dan menggoyang- goyang, dan mengoceh berkali – kali
         7 ½ Bln Duduk sendiri, mencoba merangkak Dapat makan biscuit sendiri Dapat mengucapkan suku kata tunggal
         8 Bln Merangkak Memindahkan mainan ke tangan lain -
         9 Bln Berdiri sambil berpegangan Menarik badan ke atas Meniru dan nada irama dari suara yang di dengar
         10 Bln Berjalan sambil berpegangan Dapat menjepit
         1 Thn Menarik badan ke atas hingga berdiri dan menahan badan lagi Bertepuk tangan dapat menunjukkan keinginan tanpa menangis Perkataan : MAMA
         14 Bln - Menaruh benda diatas benda lain Tambah perbendaharaan kata
         15 Bln Berjalan sendiri merangkak naik tangga Minum dari cangkir -
         18 Bln Lari dengan langkah kaku Menyusun menara dari balok kayu tiga buah Mempunyai perbendaharaan kata 20 perkataan
         2 Thn Berjalan naik turun tangga dengan sendirian, melompat dari objek rendah Dapat menarik garis lurus dapat melepaskan kaus kaki Mempunyai perbendaharaan kata 250 dan dapat menyusun kalimat
6.  Penguasaan Badan, meliputi;
ü  Mengamati permainan
ü  Memutar kepala/meluruskan
ü  Menarik-narik selimut/baju
ü  Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan
ü  Mengamati permainan yang dipegang
ü  Dapat membalik badan dari menelungkup menjadi mengadah
ü  Menarik kepala kedepan
ü  Duduk beberapa menit
ü  Dapat menelungkup dan menengadah
ü  Merangkak
7. Penguasaan Ruang
Penguasaan ruang pada anak terbentuk melalui tiga tingkat, yaitu :
• Uhrraum (ruang permulaan)
Anak-anak pada saat ini mengenal tubuhnya sendiri melalui mulut sebagai alat peraba. Sering kita melihat anak selamanya memasukkan segala sesuatu yang didapatnya ke dalam mulut sebagai satu usaha eksperimen mengenal bentuk dan sifat benda-benda itu. Periode ini berkisar umur 6 bulan.
• Nahraum (ruang dekat)
Daerah ruang yang dijelajahi anak berkisar antara ½ meter dari titik pusat kepala. Barang-barang yang berada disekitar itu diraba dengan tangan (bukan dengan mulut lagi). Periode ini berkisar antara 6 bulan-1 tahun.
• Fernraum (ruang jauh)
Ruang yang dikuasai sesuai dengan kesanggupan berjalan. Pada saat ini anak mulai mengadakan eksploitasi yang lebih luas dan periode ini berkisar umur 1 tahun














III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahaan diatas dapat disimpulkan :
  1. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
  2. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
  3. Tahap – tahap perkembangan psikomotorik yaitu Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun), tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun), tahap gerakan dasar (2-7 tahun), dan tahap gerakan keahlian (7-14 tahun).
  4. Faktor-faktor penghambat perkembangan psikomotorik, yaitu Faktor pola asuh orang tua, Gen dari orang tua, Pengaruh lingkungan, dan faktor  Interior ruang belajar
  5. Pengaruh otak terhadap perkembanga motorik, Gerak irama yang dilakukan seorang anak akan mengaktifkan bagian otak yaitu MOTOR CORTEX ,Motor cortex berbentuk  seperti pita yang melintang yang melewati bagian atas kepala dari telingga kiri dan telingga kanan yang terletak diantara lobus frontal dan lobus parretal. motor cortex inilah yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh dan bekerja sama dengan otak kecil untuk mengkoordinasi proses pembelajaran keterampilan motorik.
  6. Berbagai macam gerakan motorik pada bayi antara lain : Tahapan merangkak, Tahapan duduk dan berjalan, Kegiatan bayi pada umur enam bulan, . Kegiatan yang dilakukan dalam priode tertentu, Tahapan kemampuan bayi, .  Penguasaan Badan, Penguasaan Ruang.




DAFTAR PUSTAKA

http://kecamba.blogspot.com/2011/04/makalah-perkembangan-fisik-motorik.html diakses pada hari sabtu 15 oktober 2011 jam 11.30 wib
http://episentrum.com/artikel-psikologi/perkembangan-motorik-anak-usia-dini/ diakses pada hari sabtu 15 0ktober 2011 jam 12.00 wib
http://id.shvoong.com/ diakses pada hari jumat 14 oktober 2011 jam 13.00 wib
file:///E:/Makalah%20Perkembangan%20Bahasa%20%28Berbicara%29%20Pada%20Anak%20Usia%20Dini%20%C2%AB%20Ade%27s%20Blog.htm diakses pada hari jumat 14 oktober 2011 jam 13.00 wib
( http://pengembanganprogrampascal.blogspot.com/ file:///F:/karakteristik-perkembangan-fisik-dan.html) diakses pada hari jumat 14 oktober 2011 jam 12.30 wib













LAMPIRAN